LAPORAN
HASIL PENELITIAN
PERBEDAAN PERSPEKTIF DAN SIKAP EGOSENTRIS PEMICU
KONFLIK
OLEH
:
DEBORA
SABATHINA (06)
ELVIN
NURHIDAYATI (12)
XI
– IIS 3
SMA
NEGERI 1 GURAH KEDIRI
2016
DAFTAR ISI
Halaman judul i
Daftar isi ii
Kata pengantar iii
Abstraksi iv
BAB I PENDAHULUAN 1
1. Latar
belakang 1
2. Rumusan
masalah 1
3. Tujuan 1
4. Manfaat 2
5. Kajian
pustaka 2
6. Metode 3
BAB II DATA 4
BAB III ANALISIS DATA 7
BAB IV PENUTUP 8
1. Kesimpulan 8
2. Saran 8
Daftar pustaka 9
Lampiran 10
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penelitian yang sederhana ini.
Penelitian yang berjudul “Perbedaan
Perspektif dan Sikap Egosentris Pemicu Konflik” ini, disajikan untuk mengikuti
Ujian Akhir Semester di SMA Negeri 1 Gurah, sebagai upaya untuk memberikan
sedikit contoh agar kita dapat mengendalikan ego kita supaya tidak berujung
pada masalah.
Semoga penelitian ini dapat
bermanfaat bagi kami khususnya dan umunya bagi pembaca. Kami menyadari masih
banyak kekurangan dari penelitian ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun bagi kami kedepannya.
Gurah,
9 Mei 2016
Penulis
ABSTRAKSI
Penelitian
ini bertujuan untukmenjelaskan proses terjadinya konflik di sebuah tempat
ibadah. Bentuk konflik ini adalah konflik antarindividu yang berlanjut menjadi
konflik antarkelompok. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan
menggunakan teknik penulisan deskripsi. Informan dalam penelitian ini berjumlah
tiga orang, yaitu dua orang yang terlibat konflik dan satu orang pihak netral.
Ketiga informan tersebut ditentukan karena mereka sudah mengetahui dan terlibat
secara langsung dalam konflik tersebut. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa proses
konflik yang terjadi disebabkan oleh mis komunikasi.
Kata kunci : konflik, konflik antarindividu, konflik
antarkelompok, mis komunikasi.
PENDAHULUAN
1.
Latar
belakang
Setiap
manusia memiliki sifat yang berbeda-beda sejak lahir sampai dewasa. Ada yang
dapat selalu mengalah terhadap orang lain, ada pula yang selalu ingin menang
sendiri. Sering kali kita temui beberapa orang di sekitar kita memiliki sifat
yang sama-sama suka mengalah atau sama-sama ingin menang sendiri. Jika
diibaratkan, hal itu sama seperti ketika magnet kutub utara bertemu dengan
kutub utara lainnya. Sehingga, kedua magnet tersebut tidak akan pernah bersatu
dan bersifat saling menolak satu sama lain.
Saat
kita menemukan dua orang atau lebih yang sama-sama ingin menang, sering kali
kita melihat pertentangan diantara mereka. Apalagi jika mereka memiliki
pandangan yang berbeda terhadap suatu hal. Hal ini menjadi pemicu terbentuknya
kelompok-kelompok dalam masyarakat. Mereka akan sulit untuk bekerja sama karena
mereka memilih menyelesaikan sesuai jalan mereka masing-masing.
Di
sebuah tempat ibadah di desa Gurah, juga terdapat dua orang yang selalu
berselisih. Awalnya hal itu hanya kesalahpahaman biasa. Tetapi salah satu di
antaranya merasa dirinya terabaikan. Secara tidak sengaja, IBG mendengar kalau NLA
menjelek-jelekkan dirinya dibelakangnya. Padahal sesungguhnya, keinginan NLA
hanyalah supaya IBG dapat intropeksi diri. Tetapi cara penyampaiannya yang
salah. Pada akhirnya, mereka berdua saling menjelek-jelekkan satu sama lain.
Sehingga terjadilah dua kelompok yang saling bertentangan. Dari situlah timbul
pertanyaan tentang konflik antarindividu yang berubah menjadi konflik antarkelompok.
2.
Rumusan
masalah
·
Bagaimana proses terjadinya konflik
tersebut ?
·
Bagaimana upaya penyelesaian dari
konflik tersebut ?
3.
Tujuan
·
Mengetahui
proses terjadinya konflik tersebut.
·
Mengetahui
upaya penyelesaian dari konflik tersebut.
4.
Manfaat
Menginformasikan
kepada pembaca tentang proses terjadinya konflik antarindividu menjadi konflik
antarkelompok, serta cara penyelesaian dari konflik tersebut.
5.
Kajian pustaka
Konflik adalah hubungan dua orang atau lebih atau
juga kelompok yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau
membuatnya tidak berdaya. Biasanya, konflik timbul karena perbedaan persepsi,
tujuan atau nilai dalam sekelompok individu. Dalam penelitian ini, konflik yang
akan diteliti merupakan konflik interpersonal yang artinya konflik yang terjadi
antarindividu. Konflik ini terjadi dalam setiap lingkungan sosial, seperti
dalam keluarga, kelompok teman sebaya, sekolah, masyarakat dan negara. Konflik
ini dapat berupa konflik antara individu dengan kelompok, antarkelompok, maupun
antarindividu (Fitri, 2012).
Dalam proses sosialisasi, seseorang akan
mulai mencari indentitas diri. Tetapi seringkali mereka diperhadapkan pada
berbagai macam persoalan yang tidak dapat diselesaikan sendiri tanpa dukungan
orang lain, dalam hal ini teman sebayanya. Oleh karena itu mereka menggabungkan
diri dan berkumpul untuk melakukan segala uji coba membuat teman sebaya
merupakan bagian yang penting (Ristianti, 2012). Saat seseorang sudah menemukan
teman sebaya yang tepat, mereka mulai membuat kelompok-kelompok dalam
kehidupannya. Lalu saat mereka bertemu dengan kelompok yang kurang tepat, hal
itu kerap kali menimbulkan konflik antarkelompok meskipun awalnya hanya konflik
antarindividu karena kelompok tersebut pasti mendukung anggota kelompoknya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita, pastinya
kita pernah merasakan kecocokan dengan suatu kelompok dan ketidakcocokan dengan
kelompok lain. Lalu kita mulai bergabung dengan kelompok yang kita anggap
cocok. Disinilah kita akan memiliki banyak pengalaman kelompok. Entah itu
pengalaman baik atau pengalaman buruk. Entah itu pujian atau kritikan pedas
dari orang lain. Semua orang atau kelompok tentunya butuh pujian dan kritikan.
Tapi tergantung bagaimaanaa cara menanggapi pujian atau kritikan tersebut.
Dengan hal itu kita dapat lebih berkembang atau justru akan menghambat kemajuan
kita. Dengan berbagai macam respon setiap orang tentunya tidak semua sama
dengan perspektif yang kita miliki sehingga sering muncul konflik.
6.
Metode penelitian
·
Jenis
penelitian
Kualitatif
Mengutamakan hasil kerjanya dengan
mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan penilaian terhadap data yang
diperoleh melalui kegiatan wawancara. Kami menggunakan jenis penelitian ini
dikarenakan hasil / data penelitian tidak dapat diukur dengan angka. Sehingga
peneliti lebih memilih menggunakan wawancara. Kegiatan ini didasarkan pada
wawancara terhadap pihak yang berkonflik.
·
Teknik
pengambilan data
Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab secara
langsung terhadap orang yang bersangkutan untuk memeperoleh informasi. Peneliti
memilih wawancara terstruktur supaya alur pertanyaannya jelas.
·
Teknik analisis data
Deskripsi
Pada kegiatan penelitian kali ini, kami
menggunakan cara deskripsi untuk
menggambarkan suatu permasalahan secara detail.
·
Unit analisa
Dalam unit analisa ini, informan ditunjukkan
kepada dua orang yang terlibat dalam konflik dan satu orang pihak netral. Untuk
menentukan informan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive (bertujuan) yaitu peneliti
bisa menentukan unit yang akan di wawancarai berdasarkan penilaiannya sendiri
mengenai siapa yang paling bermanfaat bagi penelitiannya.
BAB II
DATA
Pedoman
Wawancara :
1.
Faktor yang menyebabkan terjadinya
konflik
2.
Hubungan sebelum terjadi konflik
3.
Orang-orang yang terlibat dalam konflik
4.
Perasaan dan perilaku orang yang
terlibat dalam konflik
Jawaban
Infoman :
·
Informan NLA
Wawancara
dilakukan satu kali di rumah informan NLA Desa Gurah Kecamatan Gurah Kabupaten
Kediri pada hari Selasa tanggal 12 April 2016 sekitar pukul 15.00. Di bawah ini
merupakan hasil wawancara dengan informan NLA:
Menurut
pendapat NLA, konflik ini terjadi karena mis komunikasi. Yang diawali dengan IBG
salah tangkap ucapan yang sebenarnya bukan untuk IBG. Sejak saat itu mereka
berdua mulai salah faham. IBG juga merupakan orang yang gila hormat. Waktu IBG mau
pesan masakan di rumah NLA, NLA mau buang air dan IBG mengira jika NLA tidak
menghargainya. IBG juga iri hati, sejak itu masalahnya mulai memuncak. Saat ia
tidak pernah bertanggung jawab. IBG juga mulai mencibir NLA dan teman-temannya
saat pelayanan. Saat ada pengadaan seragam, IBG juga ditawari, tetapi IBG tidak
pernah memutuskan untuk menjawab. Akhirnya tidak ditawari. Saat itu juga mulai
pertengkaran tersebut.
Yang
memulai konflik ini adalah IBG. Konflik ini terjadi kurang lebih mulai bulan
Juli 2015. Sebelum terjadi konflik, hubungan mereka masih baik-baik saja. Hanya
dengan orang tua NLA tidak boleh berteman dengannya karena latar belakang
keluarganya yang jelek. Dan orang tua saya tidak mengijinkan. Oleh karena itu
orang tua saya tidak ingin saya ikut terjerumus ke hal-hal yang jelek / tidak
baik. orang-orang yang terlibat dalam konflik ini adalah grup NLA dan grup IBG.
Dan konflik ini sudah diketahui oleh semua orang. Yang NLA lakukan dalam
konflik tersebut menjadikan IBG sebagai topik pembicaraan setiap grup teman
saya ngobrol. NLA bersikap seperti ini karena tidak suka dengan tingkah, sikap,
tutur kata dan perilakunya yang menbuaat grup NLA merasa kecewa.
Reaksi
dan perasaan NLA saat terjadi konflik sakit hati sekali karena IBG mengatakan
hal yang bukan sebenarnya kepada orang lain. Sehingga setiap orang yang ada
disana seolah-olah memojokkan NLA. NLA juga membayangkan bagaimana jika ia
berada di posisi IBG. Maka ia akan sadar diri dan meminta maaf kepada teman NLA
karenba sikapnya yang tak pantas. Upaya untuk mengatasinya yaitu mencoba
membicarakan masalah ini baik di respon ataupun tidak. Pernah juga tersirat
dalam fikiran NLA untuk membicarakan masalah ini dari hati ke hati tapi hanya
mendapat respon kosong.
·
Informan IBG
Wawancara
dilakukan satu kali di rumah informan IBG Desa Gurah Kecamatan Gurah Kabupaten
Kediri pada hari Senin tanggal 18 April 2016 sekitar pukul 14.00. Di bawah ini
merupakan hasil wawancara dengan informan IBG:
Menurut
pendapat IBG, konflik yang terjadi antara NLA dengan dia mungkin karena mis
komunikasi yang tidak dijelaskan kepadanya sehingga menyebabkan kesalahfahaman.
IBG merasa yakin sekali jika yang memulai konflik ini adalah NLA. Konflik ini
terjadi sekitar sejak satu tahun tepatnya dimulai bulan Juli tahun 2015 lalu.
Hubungan
mereka sebelum terjadi konflik sebenarnya baik-baik saja. Sebelum konflik itu
terjadi IBG tidak pernah membenci NLA tapi mungkin menurutnya NLA telah
membencinya. Konflik ini sangat terlihat jelas di mata orang lain. Mungkin
semua orang sudah tahu kalau ada konflik di antara mereka, tapi tidak semua
orang tahu kronologis masalah mereka. Yang orang-orang tahu karena NLA hanya
mau berhubungan dengan teman-teman grupnya saja. Demikian pula yang dilakukan
oleh IBG. Sehingga konflik yang awalnya hanya terjadi antara NLA dengan IBG
menyebabkan teman-teman grup mereka itu terlibat dalam konflik.
IBG
merasa tidak perlu mengambil hati dan cuek dengan semua yang terjadi karena
menurutnya hal itu tidak penting dan percuma ia mengambil hati dengan NLA yang
dianggap tidak dewasa. Memang awalnya IBG merasa kecewa dan sakit hati. Tapi
lama-kelamaan IBG merasa biasa saja.
IBG
mencoba membayangkan bagaimana jika ia berada di posisi NLA. IBG bingung dengan
sifat NLA karena ia tidak habis pikir dengan sikap NLA. Karena jika IBG lebih
suka mengomentari orang lain di depannya secara blak-blakan bukan di
belakangnya yang dapat menyebabkan salah faham yang berkepanjangan.
Cara
untuk mengatasi konflik tersebut mungkin dengan cara dipertemukan langsung.
Sebenarnya sudah pernah ada rencana dipertemukan oleh pihat netral yaitu RI
tapi hal itu tidak berhasil karena salah satunya tidak datang. IBG sebenarnya
juga ingin membicarakan masalah ini dari hati ke hati agar dapat menemukan
penyelesaiannya. Tapi mungkin NLA yang sifatnya sangat labil tidak pernah bisa
berfikir dewasa.
·
Informan RI
Wawancara
dilakukan satu kali di rumah informan RI Desa Gurah Kecamatan Gurah Kabupaten
Kediri pada hari Rabu tanggal 20 April 2016 sekitar pukul 14.00. Di bawah ini
merupakan hasil wawancara dengan informan RI:
Menurut
RI selaku pihak netral di antara mereka, masalah itu memang sudah terjadi
sekitar satu tahun. Akar penyebabnya karena kurangnya komunikasi, kurangnya
keterbukaan, dan kurangnya keakraban di antara NLA dan IBG. RI kurang
mengetahui siapa yang sebenarnya memulai konflik ini karena ia baru
menyadarinya saat mulai ada tanda-tanda perpecahan di antara mereka.
Sebelum
terjadi konflik sebenarnya mereka tidak saling membenci satu sama lain. Tapi
karena ada konflik di antaara mereka bedua, hal itu menyebabkan teman grup
mereka masing-masing ikut terseret ke dalam masalah tersebut. Sehingga masalah
itu terlihat semakin jelas di mata orang lain. Keluarga mereka sebenarnya juga
sudah tahu dengan adanya konflik ini tetapi keluarga memilih untuk diam agar
masalah ini tidak semakin besar dan anak-anak mereka dapat belajar untuk
menyelesaikan masalah mereka sendiri.
Untuk
mengatasi konflik ini seharusnya ada keterbukaan di antara mereka supaya mereka
dapat intropeksi diri masing-masing serta menambah komunikasi satu sama lain
agar tidak terjadi kesalahpahaman lagi.
BAB III
ANALISIS DATA
Menurut jawaban dari semua informan
konflik ini sudah ada sejak sekitar satu tahun yang lalu. Tepatnya pada bulan
Juli 2015. Pihak yang memulai konflik ini tidak diketahui secara pasti karena
NLA dan IBG saling menyalahkan satu sama lain. Penyebab dari konflik ini karena
kurangnya komunikasi di antara NLA dan IBG. Juga menurut RI disebabkan karena
kurangnya keakraban dan keterbukaan di antara mereka berdua. Menurut NLA, IBG
merupakan orang yang gila hormat, saat IBG ingin memesan makanan di rumah NLA,
NLA ingin buang air dan IBG mengira jika NLA tidak menghargainya. Puncak
permasalahannya adalah iri hati, karena IBG tidak pernah ditunjuk untuk
pelayanan, sehingga ia mencibir NLA saat pelayanan. Dan saat ada pengadaan
seragam IBG tidak ditawari oleh NLA, sejak saat itu mulailah pertengkaran itu.
Sebenarnya sebelum terjadi konflik
ini hubungan mereka baik-baik saja. Karena RI tidak melihat adanya perselisihan
di antara mereka, tetapi karena adanya konflik tersebut mereka saling mencibir
satu sama lain dengan grup mereka masing-masing yang membuat teman-temannya
ikut terlibat dalam konflik tersebut. Hal ini menyebabkan konflik ini semakin
jelas sehingga semua orang mengetahui konflik itu, bahkan keluarga mereka
masing-masing juga mengetahuinya. Tetapi tidak semua orang tahu tentang
masalahnya. NLA bersikap seperti itu karena NLA tidak suka dengan tingkah laku,
tutur kata IBG yang membuat grupnya merasa kecewa. Sedangkan IBG bersikap cuek
dan tidak mengambil hati karena menurutnya hal itu tidak penting.
Perasaan mereka saat terjadi konflik
sangat kecewa dan sakit hati. Tetapi mereka memilih cuek agar tidak membuat
masalah semakin rumit. Meskipun mereka saling cuek tetapi mereka tetap saling
memcibir di belakangnya dan saling menjauh satu sama lain. Mereka sempat
membayangkan jika mereka berada di posisi lawan, tetapi mereka hanya
membayangkan saja tanpa membuat satu tindakan apapun.
Untuk mengatasi konflik ini mereka
berfikir seharusnya masalah ini dibicarakan dengan baik-baik secara langsung.
Sebenarnya sudah pernah ada rencana di pertemukan oleh RI tetapi hal itu tidak
berhasil karena salah satunya tidak datang. Selama ini mereka berdua sebenarnya
juga ingin membicarakan masalah ini dari hati ke hati tetapi sampai saat ini
masih belum berhasil.
BAB
IV
PENUTUP
Simpulan
:
Perbedaan perspektif memicu
munculnya konflik di tambah dengan sikap egosentris yang semakin membuat
konflik tersebut sulit untuk diselesaikan.
Saran
:
Peneliti menghaparkan agar sekecil
apapun konflik yang terjadi dimanapun segera di selesaikan supaya konflik
tersebut tidak berkepanjangan.
DAFTAR
PUSTAKA
R, Tri Yogi
Fitri. 2012. Upaya Peningkatan Kemampuan
Resolusi Konflik Melalui Bimbingan Kelompok Bagi Siswa Kelas X-Logam SMK Negeri
1 Kalasan. Online: http://eprints.uny.ac.id/9882/3/BAB%202%20-%2008104241005.pdf.
Diakses pada 18 April 2016 pukul 17.16
A, Ristianti.
2012. Hubungan Antara Dukungan Sosial
Teman Sebaya Dengan Identitas Diri Pada Remaja di SMA Pusaka 1 Jakarta.
Online: http://gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2009/Artikel_10505010.pdf.
Diakses pada 18 April 2016 pukul 17.32
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar