Rabu, 18 Mei 2016

PERBEDAAN PERSPEKTIF DAN SIKAP EGOSENTRIS PEMICU KONFLIK

LAPORAN HASIL PENELITIAN
PERBEDAAN PERSPEKTIF DAN SIKAP EGOSENTRIS PEMICU KONFLIK


OLEH :
DEBORA SABATHINA (06)
ELVIN NURHIDAYATI (12)

XI – IIS 3
SMA NEGERI 1 GURAH KEDIRI
2016







DAFTAR ISI

Halaman judul                                                                                                                         i
Daftar isi                                                                                                                                 ii
Kata pengantar                                                                                                                        iii
Abstraksi                                                                                                                                 iv
BAB  I  PENDAHULUAN                                                                                                   1
1.      Latar belakang                                                                                                                        1
2.      Rumusan masalah                                                                                                       1
3.      Tujuan                                                                                                                         1
4.      Manfaat                                                                                                                       2
5.      Kajian pustaka                                                                                                                        2
6.      Metode                                                                                                                        3
BAB  II   DATA                                                                                                                    4
BAB  III  ANALISIS DATA                                                                                                            7
BAB  IV  PENUTUP                                                                                                             8
1.      Kesimpulan                                                                                                                 8
2.      Saran                                                                                                                           8
Daftar pustaka                                                                                                                                    9
Lampiran                                                                                                                                 10





KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian yang sederhana ini.
Penelitian yang berjudul “Perbedaan Perspektif dan Sikap Egosentris Pemicu Konflik” ini, disajikan untuk mengikuti Ujian Akhir Semester di SMA Negeri 1 Gurah, sebagai upaya untuk memberikan sedikit contoh agar kita dapat mengendalikan ego kita supaya tidak berujung pada masalah.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan umunya bagi pembaca. Kami menyadari masih banyak kekurangan dari penelitian ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun bagi kami kedepannya.




                                                                                                            Gurah, 9 Mei 2016


                                                                                                                        Penulis







ABSTRAKSI
            Penelitian ini bertujuan untukmenjelaskan proses terjadinya konflik di sebuah tempat ibadah. Bentuk konflik ini adalah konflik antarindividu yang berlanjut menjadi konflik antarkelompok. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan teknik penulisan deskripsi. Informan dalam penelitian ini berjumlah tiga orang, yaitu dua orang yang terlibat konflik dan satu orang pihak netral. Ketiga informan tersebut ditentukan karena mereka sudah mengetahui dan terlibat secara langsung dalam konflik tersebut. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa proses konflik yang terjadi disebabkan oleh mis komunikasi.
Kata kunci : konflik, konflik antarindividu, konflik antarkelompok, mis komunikasi.











 BAB  I
PENDAHULUAN

1.      Latar belakang
Setiap manusia memiliki sifat yang berbeda-beda sejak lahir sampai dewasa. Ada yang dapat selalu mengalah terhadap orang lain, ada pula yang selalu ingin menang sendiri. Sering kali kita temui beberapa orang di sekitar kita memiliki sifat yang sama-sama suka mengalah atau sama-sama ingin menang sendiri. Jika diibaratkan, hal itu sama seperti ketika magnet kutub utara bertemu dengan kutub utara lainnya. Sehingga, kedua magnet tersebut tidak akan pernah bersatu dan bersifat saling menolak satu sama lain.
Saat kita menemukan dua orang atau lebih yang sama-sama ingin menang, sering kali kita melihat pertentangan diantara mereka. Apalagi jika mereka memiliki pandangan yang berbeda terhadap suatu hal. Hal ini menjadi pemicu terbentuknya kelompok-kelompok dalam masyarakat. Mereka akan sulit untuk bekerja sama karena mereka memilih menyelesaikan sesuai jalan mereka masing-masing.
Di sebuah tempat ibadah di desa Gurah, juga terdapat dua orang yang selalu berselisih. Awalnya hal itu hanya kesalahpahaman biasa. Tetapi salah satu di antaranya merasa dirinya terabaikan. Secara tidak sengaja, IBG mendengar kalau NLA menjelek-jelekkan dirinya dibelakangnya. Padahal sesungguhnya, keinginan NLA hanyalah supaya IBG dapat intropeksi diri. Tetapi cara penyampaiannya yang salah. Pada akhirnya, mereka berdua saling menjelek-jelekkan satu sama lain. Sehingga terjadilah dua kelompok yang saling bertentangan. Dari situlah timbul pertanyaan tentang konflik antarindividu yang berubah menjadi konflik antarkelompok.

2.      Rumusan masalah
·         Bagaimana proses terjadinya konflik tersebut ?
·         Bagaimana upaya penyelesaian dari konflik tersebut ?

3.      Tujuan
·         Mengetahui proses terjadinya konflik tersebut.
·         Mengetahui upaya penyelesaian dari konflik tersebut.

4.      Manfaat
Menginformasikan kepada pembaca tentang proses terjadinya konflik antarindividu menjadi konflik antarkelompok, serta cara penyelesaian dari konflik tersebut.
5.      Kajian pustaka
Konflik adalah hubungan dua orang atau lebih atau juga kelompok yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Biasanya, konflik timbul karena perbedaan persepsi, tujuan atau nilai dalam sekelompok individu. Dalam penelitian ini, konflik yang akan diteliti merupakan konflik interpersonal yang artinya konflik yang terjadi antarindividu. Konflik ini terjadi dalam setiap lingkungan sosial, seperti dalam keluarga, kelompok teman sebaya, sekolah, masyarakat dan negara. Konflik ini dapat berupa konflik antara individu dengan kelompok, antarkelompok, maupun antarindividu (Fitri, 2012).
Dalam proses sosialisasi, seseorang akan mulai mencari indentitas diri. Tetapi seringkali mereka diperhadapkan pada berbagai macam persoalan yang tidak dapat diselesaikan sendiri tanpa dukungan orang lain, dalam hal ini teman sebayanya. Oleh karena itu mereka menggabungkan diri dan berkumpul untuk melakukan segala uji coba membuat teman sebaya merupakan bagian yang penting (Ristianti, 2012). Saat seseorang sudah menemukan teman sebaya yang tepat, mereka mulai membuat kelompok-kelompok dalam kehidupannya. Lalu saat mereka bertemu dengan kelompok yang kurang tepat, hal itu kerap kali menimbulkan konflik antarkelompok meskipun awalnya hanya konflik antarindividu karena kelompok tersebut pasti mendukung anggota kelompoknya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita, pastinya kita pernah merasakan kecocokan dengan suatu kelompok dan ketidakcocokan dengan kelompok lain. Lalu kita mulai bergabung dengan kelompok yang kita anggap cocok. Disinilah kita akan memiliki banyak pengalaman kelompok. Entah itu pengalaman baik atau pengalaman buruk. Entah itu pujian atau kritikan pedas dari orang lain. Semua orang atau kelompok tentunya butuh pujian dan kritikan. Tapi tergantung bagaimaanaa cara menanggapi pujian atau kritikan tersebut. Dengan hal itu kita dapat lebih berkembang atau justru akan menghambat kemajuan kita. Dengan berbagai macam respon setiap orang tentunya tidak semua sama dengan perspektif yang kita miliki sehingga sering muncul konflik.

6.      Metode penelitian
·         Jenis penelitian
Kualitatif
Mengutamakan hasil kerjanya dengan mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan penilaian terhadap data yang diperoleh melalui kegiatan wawancara. Kami menggunakan jenis penelitian ini dikarenakan hasil / data penelitian tidak dapat diukur dengan angka. Sehingga peneliti lebih memilih menggunakan wawancara. Kegiatan ini didasarkan pada wawancara terhadap pihak yang berkonflik.
·         Teknik pengambilan data
Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab secara langsung terhadap orang yang bersangkutan untuk memeperoleh informasi. Peneliti memilih wawancara terstruktur supaya alur pertanyaannya jelas.
·          Teknik analisis data
Deskripsi
Pada kegiatan penelitian kali ini, kami menggunakan cara  deskripsi untuk menggambarkan suatu permasalahan secara detail.
·          Unit analisa
Dalam unit analisa ini, informan ditunjukkan kepada dua orang yang terlibat dalam konflik dan satu orang pihak netral. Untuk menentukan informan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive (bertujuan) yaitu peneliti bisa menentukan unit yang akan di wawancarai berdasarkan penilaiannya sendiri mengenai siapa yang paling bermanfaat bagi penelitiannya.









BAB  II
DATA


Pedoman Wawancara :
1.      Faktor yang menyebabkan terjadinya konflik
2.      Hubungan sebelum terjadi konflik
3.      Orang-orang yang terlibat dalam konflik
4.      Perasaan dan perilaku orang yang terlibat dalam konflik

Jawaban Infoman :
·         Informan NLA
Wawancara dilakukan satu kali di rumah informan NLA Desa Gurah Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri pada hari Selasa tanggal 12 April 2016 sekitar pukul 15.00. Di bawah ini merupakan hasil wawancara dengan informan NLA:
Menurut pendapat NLA, konflik ini terjadi karena mis komunikasi. Yang diawali dengan IBG salah tangkap ucapan yang sebenarnya bukan untuk IBG. Sejak saat itu mereka berdua mulai salah faham. IBG juga merupakan orang yang gila hormat. Waktu IBG mau pesan masakan di rumah NLA, NLA mau buang air dan IBG mengira jika NLA tidak menghargainya. IBG juga iri hati, sejak itu masalahnya mulai memuncak. Saat ia tidak pernah bertanggung jawab. IBG juga mulai mencibir NLA dan teman-temannya saat pelayanan. Saat ada pengadaan seragam, IBG juga ditawari, tetapi IBG tidak pernah memutuskan untuk menjawab. Akhirnya tidak ditawari. Saat itu juga mulai pertengkaran tersebut.
Yang memulai konflik ini adalah IBG. Konflik ini terjadi kurang lebih mulai bulan Juli 2015. Sebelum terjadi konflik, hubungan mereka masih baik-baik saja. Hanya dengan orang tua NLA tidak boleh berteman dengannya karena latar belakang keluarganya yang jelek. Dan orang tua saya tidak mengijinkan. Oleh karena itu orang tua saya tidak ingin saya ikut terjerumus ke hal-hal yang jelek / tidak baik. orang-orang yang terlibat dalam konflik ini adalah grup NLA dan grup IBG. Dan konflik ini sudah diketahui oleh semua orang. Yang NLA lakukan dalam konflik tersebut menjadikan IBG sebagai topik pembicaraan setiap grup teman saya ngobrol. NLA bersikap seperti ini karena tidak suka dengan tingkah, sikap, tutur kata dan perilakunya yang menbuaat grup NLA merasa kecewa.
Reaksi dan perasaan NLA saat terjadi konflik sakit hati sekali karena IBG mengatakan hal yang bukan sebenarnya kepada orang lain. Sehingga setiap orang yang ada disana seolah-olah memojokkan NLA. NLA juga membayangkan bagaimana jika ia berada di posisi IBG. Maka ia akan sadar diri dan meminta maaf kepada teman NLA karenba sikapnya yang tak pantas. Upaya untuk mengatasinya yaitu mencoba membicarakan masalah ini baik di respon ataupun tidak. Pernah juga tersirat dalam fikiran NLA untuk membicarakan masalah ini dari hati ke hati tapi hanya mendapat respon kosong.

·         Informan IBG
Wawancara dilakukan satu kali di rumah informan IBG Desa Gurah Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri pada hari Senin tanggal 18 April 2016 sekitar pukul 14.00. Di bawah ini merupakan hasil wawancara dengan informan IBG:
Menurut pendapat IBG, konflik yang terjadi antara NLA dengan dia mungkin karena mis komunikasi yang tidak dijelaskan kepadanya sehingga menyebabkan kesalahfahaman. IBG merasa yakin sekali jika yang memulai konflik ini adalah NLA. Konflik ini terjadi sekitar sejak satu tahun tepatnya dimulai bulan Juli tahun 2015 lalu.
Hubungan mereka sebelum terjadi konflik sebenarnya baik-baik saja. Sebelum konflik itu terjadi IBG tidak pernah membenci NLA tapi mungkin menurutnya NLA telah membencinya. Konflik ini sangat terlihat jelas di mata orang lain. Mungkin semua orang sudah tahu kalau ada konflik di antara mereka, tapi tidak semua orang tahu kronologis masalah mereka. Yang orang-orang tahu karena NLA hanya mau berhubungan dengan teman-teman grupnya saja. Demikian pula yang dilakukan oleh IBG. Sehingga konflik yang awalnya hanya terjadi antara NLA dengan IBG menyebabkan teman-teman grup mereka itu terlibat dalam konflik.
IBG merasa tidak perlu mengambil hati dan cuek dengan semua yang terjadi karena menurutnya hal itu tidak penting dan percuma ia mengambil hati dengan NLA yang dianggap tidak dewasa. Memang awalnya IBG merasa kecewa dan sakit hati. Tapi lama-kelamaan IBG merasa biasa saja.
IBG mencoba membayangkan bagaimana jika ia berada di posisi NLA. IBG bingung dengan sifat NLA karena ia tidak habis pikir dengan sikap NLA. Karena jika IBG lebih suka mengomentari orang lain di depannya secara blak-blakan bukan di belakangnya yang dapat menyebabkan salah faham yang berkepanjangan.
Cara untuk mengatasi konflik tersebut mungkin dengan cara dipertemukan langsung. Sebenarnya sudah pernah ada rencana dipertemukan oleh pihat netral yaitu RI tapi hal itu tidak berhasil karena salah satunya tidak datang. IBG sebenarnya juga ingin membicarakan masalah ini dari hati ke hati agar dapat menemukan penyelesaiannya. Tapi mungkin NLA yang sifatnya sangat labil tidak pernah bisa berfikir dewasa.

·         Informan RI
Wawancara dilakukan satu kali di rumah informan RI Desa Gurah Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri pada hari Rabu tanggal 20 April 2016 sekitar pukul 14.00. Di bawah ini merupakan hasil wawancara dengan informan RI:
Menurut RI selaku pihak netral di antara mereka, masalah itu memang sudah terjadi sekitar satu tahun. Akar penyebabnya karena kurangnya komunikasi, kurangnya keterbukaan, dan kurangnya keakraban di antara NLA dan IBG. RI kurang mengetahui siapa yang sebenarnya memulai konflik ini karena ia baru menyadarinya saat mulai ada tanda-tanda perpecahan di antara mereka.
Sebelum terjadi konflik sebenarnya mereka tidak saling membenci satu sama lain. Tapi karena ada konflik di antaara mereka bedua, hal itu menyebabkan teman grup mereka masing-masing ikut terseret ke dalam masalah tersebut. Sehingga masalah itu terlihat semakin jelas di mata orang lain. Keluarga mereka sebenarnya juga sudah tahu dengan adanya konflik ini tetapi keluarga memilih untuk diam agar masalah ini tidak semakin besar dan anak-anak mereka dapat belajar untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri.
Untuk mengatasi konflik ini seharusnya ada keterbukaan di antara mereka supaya mereka dapat intropeksi diri masing-masing serta menambah komunikasi satu sama lain agar tidak terjadi kesalahpahaman lagi.








BAB III
ANALISIS DATA

            Menurut jawaban dari semua informan konflik ini sudah ada sejak sekitar satu tahun yang lalu. Tepatnya pada bulan Juli 2015. Pihak yang memulai konflik ini tidak diketahui secara pasti karena NLA dan IBG saling menyalahkan satu sama lain. Penyebab dari konflik ini karena kurangnya komunikasi di antara NLA dan IBG. Juga menurut RI disebabkan karena kurangnya keakraban dan keterbukaan di antara mereka berdua. Menurut NLA, IBG merupakan orang yang gila hormat, saat IBG ingin memesan makanan di rumah NLA, NLA ingin buang air dan IBG mengira jika NLA tidak menghargainya. Puncak permasalahannya adalah iri hati, karena IBG tidak pernah ditunjuk untuk pelayanan, sehingga ia mencibir NLA saat pelayanan. Dan saat ada pengadaan seragam IBG tidak ditawari oleh NLA, sejak saat itu mulailah pertengkaran itu.
            Sebenarnya sebelum terjadi konflik ini hubungan mereka baik-baik saja. Karena RI tidak melihat adanya perselisihan di antara mereka, tetapi karena adanya konflik tersebut mereka saling mencibir satu sama lain dengan grup mereka masing-masing yang membuat teman-temannya ikut terlibat dalam konflik tersebut. Hal ini menyebabkan konflik ini semakin jelas sehingga semua orang mengetahui konflik itu, bahkan keluarga mereka masing-masing juga mengetahuinya. Tetapi tidak semua orang tahu tentang masalahnya. NLA bersikap seperti itu karena NLA tidak suka dengan tingkah laku, tutur kata IBG yang membuat grupnya merasa kecewa. Sedangkan IBG bersikap cuek dan tidak mengambil hati karena menurutnya hal itu tidak penting.
            Perasaan mereka saat terjadi konflik sangat kecewa dan sakit hati. Tetapi mereka memilih cuek agar tidak membuat masalah semakin rumit. Meskipun mereka saling cuek tetapi mereka tetap saling memcibir di belakangnya dan saling menjauh satu sama lain. Mereka sempat membayangkan jika mereka berada di posisi lawan, tetapi mereka hanya membayangkan saja tanpa membuat satu tindakan apapun.
            Untuk mengatasi konflik ini mereka berfikir seharusnya masalah ini dibicarakan dengan baik-baik secara langsung. Sebenarnya sudah pernah ada rencana di pertemukan oleh RI tetapi hal itu tidak berhasil karena salah satunya tidak datang. Selama ini mereka berdua sebenarnya juga ingin membicarakan masalah ini dari hati ke hati tetapi sampai saat ini masih belum berhasil.


BAB IV
PENUTUP


Simpulan :
            Perbedaan perspektif memicu munculnya konflik di tambah dengan sikap egosentris yang semakin membuat konflik tersebut sulit untuk diselesaikan.

Saran :
            Peneliti menghaparkan agar sekecil apapun konflik yang terjadi dimanapun segera di selesaikan supaya konflik tersebut tidak berkepanjangan.























DAFTAR PUSTAKA
R, Tri Yogi Fitri. 2012. Upaya Peningkatan Kemampuan Resolusi Konflik Melalui Bimbingan Kelompok Bagi Siswa Kelas X-Logam SMK Negeri 1 Kalasan. Online: http://eprints.uny.ac.id/9882/3/BAB%202%20-%2008104241005.pdf. Diakses pada 18 April 2016 pukul 17.16
A, Ristianti. 2012. Hubungan Antara Dukungan Sosial Teman Sebaya Dengan Identitas Diri Pada Remaja di SMA Pusaka 1 Jakarta. Online: http://gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2009/Artikel_10505010.pdf. Diakses pada 18 April 2016 pukul 17.32

























LAMPIRAN





Objek penelitian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar